Kasus DBD di NTT
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) naik tajam. Di dalam 10 hari pada tahun 2022 ini saja telah tembus 133 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pendataan Sipil Propinsi NTT dr. Meserasi Ataupah lewat kepala seksi Penangkalan dan Pengaturan Penyakit Menyebar (P2PM) Agusthina Rosphita, selasa (11/1) menerangkan terjadi kenaikan kasus di beberapa Kabupaten dan Kota di NTT.
“kasus paling tinggi di kabupaten Manggarai Barat, di ikuti Sumba Barat Daya dan Kota Kupang di posisi ke-3 .
Terhitung tidak ada KLB (kasus Luar Biasa) dan kasus kematian ini pada awal 2022. dalam pada itu sejauh 2021, jumlah kasus DBD di NTT terdaftar capai 2482 kasus, 14 orang wafat.
Kasus paling tinggi masih terjadi di manggarai Barat dalam jumlah 755 kasus diikuti kota kupang 634, kabupaten Sumba Barat Daya 170, Kabupaten Manggarai Timur 151 kasus, dan kabupaten Sikka 122 kasus.
Pengamatan di dua rumah sakit yang berada di Kota Kupang, di Instalasi Gawat Darurat, di Rumah Sakit Umum Daerah W.z. Johanes Kupang, Pasien Masih lumayan sepi, cuman beberapa tempat tidur yang dihuni pasien.
Di RS Wirasakti, keadaan ruangan IGD masih tetap sedikit lenggang, cuman dua tempat tidur yang diisi pasien, dan yang lain kosong.
Semenjak awalnya bulan Desember 2021 sampai selasa (11/1), terhitung 9 pasien Demam Berdarah yang sempat dan masih dirawat di RS. Mamami. Delapan antara lain anak-anak dan satu yang lain ialah orang dewasa.
Wakil Direktur Pelayanan RS. Mamami, Sondang Purba menjelaskan, bila anak diserang DBD seharusnya orangtua selekasnya membawa ke Rumah Sakit. “Orang Tua kemungkinan takut melihat anak-anak mereka dipakaikan infus” paparnya.
Kompol dokter Heripurwanto Sp.B, MSi. Med, Direktur Rumah Sakit Bayangkara Kupang mengatakan, pencegahan DBD itu yang terpenting. Sedapat mungkin rumah terbebas dari nyamuk. Diusahakan supaya air tidak menggenang sembarangan. Baju tidak boleh digantung asal-asalan. kebersihan ialah hal yang penting jadi perhatian.
Kepala Puskesmas Oebobo, dr Maria Kurniawati Mari menyarankan warga untuk lakukan program 3M (Menguras, Menutup dan mendaur ulangi/menghilangkan barang bekas).